Selasa, 03 Desember 2013

laporan sistem industri pertanian



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

Kepentingan fieldtrip ke industri  dan tujuan yang akan dicapai Dalam praktikum mata perkuliahan sistem informasi manajemen mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan fieldtrip. Fieldtrip merupakan salah satu kegiatan praktikum yang langsung terjun ke lapangan. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengunjungi ke suatu tempat usaha industri  yang bergerak dibidang agroindustri. Perusahaan  yang dikunjungi yaitu PT.indofood, Pt bantimurung indah dan ptpn pg camming .Adapun kepentingan dari fieldtrip ke perusahaan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana perusahaan menggunakan sistem informasi dalam mengelola perusahaan  yang diterapkan oleh PT.indofood, Pt bantimurung indah dan ptpn pg camming ini dalam memproduksi produk  yang berkualitas, dari mulai pengolahan bahan baku , proses produksi  serta pengawasan mutu bdari produknya.
            Sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru. Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari.
            Informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidak mampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu.
B.     TUJUAN
1.      Memahami konsep dasar informasi di suatu industry
2.      Menginterpretasikan kemampuan mengontrol sumber daya dengan system informasi menajemen di suatu industry.
3.      Mengetahui perangkat-perangkat informasi di suatu industry.

C.    PERMASALAHAN

1.      Kurangnya pemahaman tentang konsep dasar informasi di suatu industry
2.      Masih kurangnya kemampuan untuk menginterpensi sumber daya dengan       sisitem informasi yang ada dalam sustu industry.
3.      Kesulitan dalam menjelaskan strategi sistem informasi manajemen dan            perangkat-perangkatnya.









BAB II
METODOLOGI
A.    Waktu dan Tempat
Kunjunga industry ini berlangsung 2 hari yaitu:
Hari Pertama
Hari/tanggal    : Rabu, 13  maret 2013
Tempat            : PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Makassar) dan
                           PT Bantimurung Indah  (Maros)
Hari Kedua
Hari/tanggal    : Kamis, 14 maret 2013
Tempat            : PTP NUSANTARA PG. Camming (bone)

B.   Metode Kerja
Metode pencarian data yang digunakan adalah metode tanya jawab dan kunjungan lapangan langsung Metode tanya jawab  adalah pencarian fakta, dengan interpretasi yang tepat. dalam hal ini pengumpulan fakta-fakta mengenai sisitem informasi manajemen yang di terapkan pada suatu perusahaan. apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak kemudian apakah seorang manajer tepat dalam pengambilan keputusan baik dalam penerimaan tenaga kerja/karyawan, dalam pembinaan tenaga kerja/karyawan ataupun dalam pelayanan kenyamanan dengan informasi yang mereka dapat melaui cara mewawancarai/bertanya secara langsung tentang permasalahan yang sebelumnya ingin diketahui. Setelah kegiatan tanyajawab dilakukan maka diteruskan dengan melihat secara langsung kondisi yang ada di lapangan apakah sudah sesuai atau belum dengan apa yang diharapkan dan terakhir pengumpulan data untuk selanjutnya dibuatkan dalam bentuk laporan kunjungan lapangan (fiel trip).
Jenis kegiatan pencarian data mengenai manajemen personalia yang dilakukan adalah bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang perusahaan, dan penerapan manajemen personalia yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, ataupun cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menghandel karyawan atau tenaga kerja.













BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
1.      Sejarah
PT Indofood CBP Sukses Makmur merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.
Pada awalnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971. Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima. Akhir tahun 1980, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negara-negara di Afrika.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang yang dibagi menjadi dua shift dan memiliki peralatan produksi sebanyak 3 line. Setiap line mempunyai kapasitas produksi sebanyak 18.000 pcs/jam, pada tahun 1993 penggunaan mesin meningkat menjadi 8 line dan pada tahun 1994 meningkat menjadi 10 line mesin. Sampai saat ini telah beroprasi 14 line.
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.
Adanya permintaan yang semakin meningkat menyebabkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan mendirikan pabrik II pada September 2007 dengan jumlah produksi 2 line yang memiliki kapasitas 2 kali lebih besar dibandingkan kapasitas mesin produksi yang terdapat di pabrik I. Pada akhir tahun 2008 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. memproduksi copack seperti Pop Mi dengan mengganti salah satu line Pabrik I dengan mesin yang dapat memproduksi copack.
Produk yang dihasilkan kelima belas pabrik tersebut telah terstandarisasi secara menyeluruh, diantaranya bahan baku, parameter proses, mesin/peralatan, manpower (tenaga kerja), dan barang jadi. Standarisasi yang berlaku di semua pabrik tersebut telah disertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi International Standard Operation (ISO) termasuk PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Selain itu PT Indofood Sukses Makmur Tbk. juga memiliki Sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan Sertifikat halal yang berlaku untuk semua produk internasional. Pada 21 Maret 1998 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001 yang diserahkan di Jakarta pada 3 Maret 1999. Kemudian pada 5 Februari 2004 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. diperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 (ISO 9001 versi 2000) dari badan akreditasi SGS International of Indonesia. Hal ini ditunjukan melalui slogan yang terdapat pada logo Indofood “The Symbol of Quality Foods” atau “Lambang Makanan Bermutu” yang mengandung konsekuensi hanya produk bermutulah yang dihasilkan. Produk bermutu tidak hanya dibuat dari bahan baku pilihan, tetapi diproses secara higienis dan memenuhi unsur kandungan gizi dan halal.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.
Produk yang dihasilkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :
1.      Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan
2.      Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan dikeringkan.
            Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau menengah.
Disamping produksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. pun turut memperhatikan pemasaran produk sehingga memungkinkan perusahaan untuk semakin berkembang. Berbgai cara kegiatan promosi dilakukan, seperti advertising (periklanan) baik itu di media cetak maupun media elektronik dan papan-papan reklame. Sedangkan kegiatan sales promotion meliputi pembagian hadiah baik secara langsung maupun tidak langsung melalui undian-undian berhadiah.
Pemasaran mi instan di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Bandung dibagi kedalam dua wilayah pemasaran. Wilayah pemasaran I meliputi Bandung, Purwakarta, dan Sukabumi. Sedangkan untuk wilayah pemasaran II meliputi Tasikmalaya, Garut, Cirebon, dan Jati Barang.
Tujuan didirikannya PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah (1) memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun pengembangan usaha strategis; (2) mengurangi biaya transportasi; (3) selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang; dan (5) berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kultur perusahaan ini dikenal dengan nama “CONSISTENT” (Consumer, Innovation, Staff, Excellence, and Team Work). Sumber kekuatan dalam menghadapi tantangan ini bisa dilihat dari sisi konsumen, inovasi, karyawan, keunggulan produk dan kerjasama tim. Maksud dari akronim “CONSISTENT” adalah keberhasilan perusahaan tergantung kepada kepuasan pelanggan, inovasi merupakan kunci pertumbuhan di masa depan, staff yang handal merupakan aset terbesar perusahaan, kesempurnaan adalah pandangan hidup perusahaan, dan kerjasama tim menjadikan perusahaan ini sebagai pemenang.
2.      Hubungan Antara Sistem Informasi Dengan Strategi Bisnis PT Indofood Sukses Makmur Tbk

a.       Para eksekutif perusahaan secara bersama dapat memperoleh penjelasan mengenai pengaruh yang mungkin terjadi pada sistem informasi dunia dalam strategi bisnis.
Setiap perusahaan membentuk suatu tim pemasaran yang berguna untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk pengembangan suatu produk yang akan dipasarkan, setiap informasi yang didapat akan di proses untuk dikelolah menjadi suatu data yang valid, dari hasil pengolahan data inilah yang nantinya akan menjadi acuan atau pedoman perusahaan agar sirklus pemasaran produk lebih stabil dan berkelanjutan.
b.      Memahami masing-masing unit usaha dalam strategi bisnis.
Setiap informasi akan mempengaruhi suatu kebijakan yang akan di ambil oleh manajemen pemasaran, dengan memahami masing-masing unit usaha atau perusahaan maka akan lebih mudah menentukan strategi apa saja yang akan dilakukan.
c.       Menentukan siasat sistem informasi yang tepat untuk masing-masing unit strategi.
Dalam menentukan pemasaran maka perlu menentukan siasat sistem informasi yang tepat terhadap perusahaan, setelah mensiasati informasi yang mana saja cocok setiap unit usaha barulah bisa menentukan strategi yang akan dilakukan
d.      Mengenali pentingnya aplikasi untuk mencapai masing-masing siasat sistem informasi dan memprioritaskan penerapannya.
Pengelolaan data berbasis informasi sebaiknya dilakukan dengan cermat, maka dari itu perlunya suatu program atau aplikasi sebagai suatu bahan penunjang ketepatan dalam perhitungan maupun pengelolaan data, dalam pemilihan program atau aplikasi yang akan digunakan setiap penerapan yang dilakukan harus diprioritaskan pada kebutuhan dalam pencapaian sistem informasi manajemen.
e.       Menetapakan tanggung jawab untuk menerapkan aplikasi.
Setiap aplikasi yang akan diterapkan harus tepat dan dapat di pertanggung jawabkan, karena salah penerapan aplikasi akan berpengaruh terhadap kevalid-an suatu data.
Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1.       Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2.       Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3.       Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4.       Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5.       Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6.       Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7.       Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8.       Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
9.       Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
10.   Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
11.   SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a)      Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing,
b)      Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif,
c)      Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau kegunaan. Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang terbaik/maksimal. Model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya adalah model sistem keputusan tertutup. Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.

12.   SIM Berdasarkan Aktivitas/Kegiatan Manajemen, Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling berhubungan. Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan operasional bergantung pada proses yang tepat dari transaksi; pada tingkat dari pengendalian manajemen, pembuatan keputusan tentang keamanan persediaan dan frekuensi memesan lagi bergantung pada pembetulan ringkasan dari hasil operasi-operasi; pada tingkat strategi, hasil dalam operasi-operasi dan pengendalian manajemen yang dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan tindak tanduk dan sebagainya untuk mencapai strategi inventaris. Tampaknya terdapat kontras tajam antara ciri-ciri informasi untuk perencanaan pengendalian dan taktis berada di tengahnya.
13.   Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan.
Pendukung pemrosesan untuk pengendalian operasi terdiri dari :
a.       Proses transaksi
b.      Proses laporan
c.       Proses pemeriksaan
Beberapa contoh di bawah ini menggambarkan jenis dukungan keputusan yang dapat dibuat dalam sistem pengendalian operasional :
a.       Suatu transaksi penarikan kembali sediaan menghasilkan suatu dokumen transaksi. Pengolahan transaksi juga dapat menyelidiki persediaan yang ada, dan memutuskan apakah suatu pesanan pembelian sediaan harus diadakan.
b.      Suatu pemeriksaan terhadap file pegawai menjelaskan keperluan untuk suatu posisi. Komputer menyelidiki file pegawai menggunakan program untuk memilih kandidat secara kasar.
c.       Laporan rutin dihasilkan secara periodik. Tetapi suatu aturan keputusan yang diprogramkan dalam suatu prosedur pengolahan laporan bisa menciptakan laporan khusus dalam suatu bidang masalah. Contoh : suatu analisis pesanan yang masih belum dilayani setelah 30 hari.

14.   Sistem Informasi Untuk Pengendalian Manajemen Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh manajer departemen untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, dna mengalokasi sumber daya. Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi berikut :
a)      Pekerjaan yang telah direncanakan (standar, ekspektasi, anggaran, dll)
b)      Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan
c)      Sebab penyimpangan
d)     Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin

Database untuk pengendalian manajemen terdiri dari dua elemen utama :
(1)   database dari operasional, dan
(2)   rencana, anggaran, standar, dll yang mendefinisikan perkiraan tentang pelaksanaan, juga beberapa data eksternal seperti perbandingan industri dan indeks biaya.
Proses untuk mendukung keputusan kegiatan pengendalian manajemen adalah sebagai berikut :
1)      Model perencanaan dan anggaran
2)      Program-program laporan penyimpangan
3)      Model-model analisis masalah
4)      Model-model keputusan
5)      Model-model pemeriksaan/pertanyaan
Keluaran dari sistem informasi pengendalian manajemen adalah : rencana dan anggaran, laporan yang terjadwal, laporan khusus, analisissituasi masalah, keputusan untuk penelaahan, dan jawaban atas pertanyaan.
15.   Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis Tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi dimana suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu untuk perencanaan strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam organisasi bisa diadakan, sebagai contoh :
a.       Suatu rantai pertokoan dapat memustuskan untuk mengubah menjadi usaha melalui pesanan
b.      Suatu toko serba ada dengan toko di pusat kota dapat memutuskan untuk mengubah menjadi suatu toko obral di luar kota.
Aktifitas perencanaan strategis tidak harus terjadi dalam suatu siklus periode seperti kegiatan pengendalian manajemen. Kegiatan ini memang agak tidak teratur, meskipun beberapa perencanaan strategis bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan tahunan dan siklus penganggaran. Beberapa jenis data yang berguna dalam perencanaan strategis menunjukkan ciri data :
a.       Prospek ekonomi bagi bidang kegiatan perusahaan dewasa ini.
b.      Lingkungan politik dewasa ini dan perkiraan masa mendatang
c.       Kemampuan dan prestasi organisasi menurut pasaran, negara, dan sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).
d.      Proyeksi kemampuan dan prestasi masa mendatang menurut pasaran, negara, dan sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).
e.       Prospek bagi industri di daerah lain.
f.       Kemampuan saingan dan saham pasar mereka.
g.      Peluang bagi karya usaha baru.
h.      Alternatif strategi
i.        Proyeksi kebutuhan sumber daya bagi alternatif beberapa strategi.
Dukungan sistem informasi untuk perencanaan strategis tidak bisa selengkap seperti bagi pengendalian manajemen dan pengendalian operasional. Namun demikian sistem informasi manajemen dapat memberi bantuan yang cukup pada proses perencanaan strategis, misalnya:
a.       Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan atas data internal yang ditimbulkan kebutuhan pengolahan operasional.
b.      Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan oleh data masa lampau dan diproyeksikan ke masa mendatang
c.       Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa direkam dalam database komputer.

16.   SIM Berdasarkan Fungsi Organisasi Sistem informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi yntuk membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya, walaupun akan menyangkut database, model base dan beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional, pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.
3.      Penerapan Sistem Informasi Manajemen PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Indofood Sukses Makmur menerapkan  Manajemen Informasi melalui seorang manajer dengan menggunakan banyak laporan atau tampilan informasi untuk mencerminkan kondisi fisik perusahaan. Dapat dibayangkan bagaimana perusahaan yang besar hampir sepenuhnya harus mengandalkan informasi. Para eksekutif sangat mungkin menganggap informasi sebagai sumberdaya mereka yang paling berharga. Maka dari itu mereka membagi sumber daya informasi menjadi beberapa jenis yaitu:
Jenis-jenis Sumberdaya Informasi:
Ø  Manusia
Manusia merupakan pengguna atau penggerak dari setiap kegiatan produksi maupun dalam kegiatan manajemen secara keseluruhan
Ø  Material
            Material merupakan bahan atau hal penunjang dari segi tempat atau fasilitas yang ada pada suatu perusahaan
Ø  Mesin (termasuk fasilitas dan energi)
            Mesin sebagai penggerak dari berbagai sistem yang befungsi sebagai sistem otomatis dalam pengelolaan produksi
Ø  Uang
Uang  adalah tujuan akhir dari sebuah bisnis, semakin banyak uang yang didapat dari keuntungan maka perusahaan tersebut dapat dikatakan sebagai perusahaan yang sukses dalam pemanfaatan informasi.
Ø  Informasi (termasuk data)
Informasi sebagai penentu suatu perusahaan dalam pengambilan kebijakan untuk setiap kegiatan yang dilakukan

Tugas manajer adalah bagaimana mengelola sumberdaya ini agar dapat digunakan secara efektif. Empat jenis sumberdaya yang pertama memiliki wujud, ada secara fisik, dan dapat disentuh. Sumberdaya ini disebut sumberdaya fisik. Sumberdaya yang terakhir, informasi, memiliki nilai dari apa yang diwakilinya, bukan dari bentuknya, disebut sumberdaya konseptual.

4.      Bagaimana Informasi di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Dikelola

Manajer bukan saja mengelola sumberdaya fisik, tetapi juga sumberdaya konseptual. Manajer memastikan bahwa data mentah yang diperlukan terkumpul dan kemudian diproses menjadi informasi yang berguna. Kemudian dipastikan siapa yang layak memperoleh informasi tersebut dalam bentuk yang tepat pada saat yang tepat sehingga informasi tersebut dapat dimanfaatkan. Akhirnya manajer membuang informasi yang tidak berguna dan menggantikan dengan yang mutakhir dan akurat. Seluruh aktivitas ini: memperoleh informasi, menggunakan secara efektif, dan membuangnya pada saat yang tepat disebut manajemen informasi.
SIM Dimata Pemakai
Para manajer memberikan perhatian yang semakin besar pada manajemen
informasi belakangan ini karena dua alasan: (1) kegiatan bisnis semakin kompleks, dan (2) kemampuan komputer semakin baik.
Kompleksitas kegiatan bisnis yang meningkat, karena:
ü  Pengaruh ekonomi internasional
ü  Persaingan dunia
ü  Kompleksitas teknologi yang meningkat
ü  Batas waktu yang singkat
ü  Kendala-kendala sosial.

Kemampuan komputer yang semakin baik:
_ Dalam tahun 1950-an dan 60-an ukuran komputer besar dan kecepatan lambat dan hanya boleh disentuh para spesialis.
_ Sekarang pemakai mungkin hanya menggunakan terminal atau PC di ruangan, ada jaringan dan pemakai tahu cara menggunakannya
_ Pemakai memandang komputer sebagai peralatan kantor yang dibutuhkan.
Siapakah Para Pemakai?
Pada awalnya pemakai output komputer adalah adalah pegawai administrasi di bagian akuntansi, yang komputernya melakukan aplikasi pembayaran gaji, pengelolaan persediaan, dan penagihan. Para pemakai komputer meliputi: manajer, non-manajer, dan orang-orang dan organisasiorganisasi dalam lingkungan perusahaan.
Tingkatan manajemen adalah tingkat perencanaan strategis, seperti direktur dan para wakil direktur. Manajer tingkat menengah mencakup manajer wilayah, direktur produk dan kepala devisi dinamakan tingkat pengendalian manajemen. Dan manajer tingkat bawah mencakup kepala departemen, penyelia, dan pimpinan proyek yang bertanggung jawab pada pelaksanaan rencana-rencana tingkat yang lebih tinggi disebut tingkat pengendalian operasional.

a.        Pengaruh pada sumber informasi
Ø  Tingkat perencanaan strategis
Ø  Tingkat pengendalian manajemen
Ø  Tingkat pengendalian operasional
b.      Pengaruh pada bentuk informasi
ü  Tingkat perencanaan strategis
ü  Tingkat pengendalian manajemen
ü  Tingkat pengendalian operasional


Manajer dan Sistem di PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Ahli-ahli manajemen sering mengatakan bahwa seorang manajer harus memandang organisasinya sebagai suatu sistem. Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Semua sistem tidak memiliki kombinasi elemen-elemen yang sama. Sistem dapat dikelompokkan menjadi sistem lingkaran terbuka dan lingkaran tertutup.
Sistem lingkaran terbuka adalah suatu sistem tanpa kontrol, lingkaran balik, dan tujuan. Sebaliknya sistem lingkaran tertutup adalah sistem dengan tiga elemen kontrol (tujuan, mekanisme kontrol, dan lingkaran umpan balik). Kalau berbicara sistem, tentu ada sub-sistem dan supra sistem. Sub-sistem adalah sistem di dalam sistem. Supra sistem adalah sistem yang lebih besar dari suatu sistem. Contoh: pemerintah kota adalah sistem, tetapi ia juga merupakan bagian dari sistem yang lebih besar – pemerintahan propinsi. Pemerintahan propinsi adalah supra sistem dari pemerintahan kota dan juga merupakan sub-sistem dari pemerintahan nasional. Perusahaan bisnis adalah suatu sistem fisik yang berada pada satu atau lebih sistem lingkungan yang lebih besar atau super sistem.
B.     PT BANTIMURUNG INDAH
1.      Sejarah produksi
PT.Bantimurung Indah sebagai salah satu eksportir rumput laut (E. cottonii), sejak tahun1995 sampai 2004 menguasai pangsa pasar ekspor rumput laut Sulawesi Selatan rata-rata 5,58 % per tahun. PT.Bantimurung Indah  mempunyai peranan besar dalam pengembangan ekspor rumput laut di Sulawesi Selatan, karena memberikan kontribusi yang cukup besar sampai 7,22 % dari total ekspor Sulawesi Selatan atau sebesar 1,240 ton .
PT.Bantimurung Indah sejak tahun 1995 belum mampu memenuhi quota permintaan ekspor yaitu 1500 ton per tahun. Pada tahun 2004, PT.Bantimurung Indah hanya mampu mengekspor E. cottonii dalam bentuk semi carrageenan sebesar 260 ton dan bahan baku rumput laut sebesar 980 ton, sementara yang diproduksi dalam bentuk semi carrageenan sebesar 280 ton dan bahan baku sebesar  985, yang berasal dari bahan baku sebesar 2,157 ton. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi ketidakseimbangan penawaran dan permintaan ekspor rumput laut. Oleh karena itu, sangat menarik untuk menganalisis situasi ketidakseimbangan penawaran dan permintaan ekspor rumput laut (E. cottonii) di PT.Bantimurung Indah.
2.      Strategi Sistem Informasi Perusahaan Terhadap Kebutuhan Pasar
Perusahaan yang menyelaraskan antara pengunaan teknologi informasi yang dapat mendukung dan melaksanakan atau mengimplementasikan satu atau lebih strategi kompetisi sebagai berikut :
1.      Cost leadership strategy
            Sistem informasi yang mendukung strategi ini adalah perusahaan sebagai produsen dengan biaya terendah dengan cara; menurunkan biaya dalam proses bisnis melalui rekayasa proses bisnis, menurunkan biaya dari pemasok, menurunkan biaya ke pelangan. Perusahaan yang menerapkan strategi ini misalnya; perusahaaan PT Bantimurung Indah, yang mengunakan komputer yng dihubungkan dengan pasar komoditi rumput laut untuk memonitor harga rumput laut dan membeli pada saat harga rumput laut rendah. Perusahaaan PT Bantimurung Indah (memiliki pasokan rumput laut), bisa membandingkan harga-harga yang ditawarkan oleh pemasok dan membeli yang terendah, demgan memanfaatkan komputer. 7-eleven (prusahaan ritel di amerika) berinvestasi sampai $200 juta untuk menemukan keinginan pelangan, dan menentukan produk yang harus disediakan di toko, perusahaan menerapkan pemajangan produk secara bergantian tiap jam, untuk menghemat tempat yang sewanya yang mahal di Jepang, sehingga menghemat biaya dan menghasilkan laba yang sangat besar. Caterpilar Company (perusahaan alat-alat berat), pernah kalah bersaing dengan perusahaan Jepang Komatsu yang dengan harga lebih murah 40%, namun dengan biaya $2 milyard, membangn serat optik untuk mengunakan satelit, untuk menerapkan sistem informasi eksekutif yang dapat menganalisa data, trend dan evalausi kinerja dialer dan pemasok-pemasok, teleconference , CIM (robot, CAD, CAM) dibeberapa pabrik, MRP II dan sistem pembelian dan logistik. Penerapan ini mampu menghemat biaya sediaan dalam proses sampai 60% (sampai jutaan dollar), waktu pemesanan turun dari 40 hari menjadi 10 hari, pengiriman tepat waktu meningkat sampai 70%, sehingga perusahaan dapat memenangkan pangsa pasar sampai 30%.
2.      Diferentaiation strategy
Sistem informasi mendukung strategi ini mampu menyediakan produk/ jasa yang berbeda atau unik dengan nilai yang lebih besar kepada pelangan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya dengan cara; mengunakan teknologi informasi untuk membuat produk/ jasa berbeda, mengunakan teknologi informasi untuk mengurangi keuntungan diferensiasi pesaing. Perusahaan yang mengunakan strategi ini misalnya Digital Equipment Corporation (DEC) dengan mengunakan sistem pakar mengunakan X-Con untuk mengkomfigurasi sistem komputer berdasarkan pesanan pembeli yang memiliki selera yang berbeda.
3.      Focus strategy
            Sistem Informasi yang mendukung strategi ini dapat membantu perusahaan memfokuskan produk/ jasa disuatu niche market khusus. Misalnya pada perusahaan Domino’s Pizza yang memfokuskan kepada penjualan Pizza dikirim tepat waktu; kurang dari 15 menit jika lebih akan gratis, dengan bekerja sama dengan AT&T yang mengurus telepon yang masuk dengan menidentifikasi otomatis telepon yang masuk, alamat yang diteuskan ke toko Domino’s Pizza yang paling dekat dengan penelpon, yang membutuhkan waktu 7-11 detik. Pihak toko mengetahui nomor telepon tersebut berdasarkan caller’s ID dan mengetahuim alamat pemesan dari basis data di komputer, sehingga dapat mengirimkan pizza secepat mungkin.
4.      Inovation strategy
            Sistem informasi yang mendukung strategi ini mampu mendukung perusahaan untuk menemukan produk/ jasa terbaru dibandingkan pesaingnya dengan cara; membuat market baru dengan mengunakan teknologi informasi, misalnya kerjasama Merill Lynch bekerjasama dengan Bank One untuk menghasilkan produk inovasi berupa Cash Manajement account (CMA) dengan program ini nasabah pasar modal dan pasar uang dapat mengetahui laporan keuangan mereka sendiri, membuat cara baru menjual produk dan jasa yang melibatkan teknologi informasi, misalnya McKesson Drug Company mengunakan sistem order elektronik (disebut Economost), yang memungkinkan apotik atau toko obat memesan lewat fax, telepon maupun online, sehingga peneremiaan order berlangsung cepat dan dapat diandalkan, dan mengurangi tenaga kerja bagian pemesanan, serta meningkatkan loyalitas pelangan karena hemat waktu, baiaya akurasi, biaya kenyamanan dan baiaya pulsa yang lebih murah.
5.      Aliancy strategy
            Sistem informasi strategi ini mampu membuat hubungan kerjasama yang menguntungkn dengan pemasok, perusahaan lain dan bahkan dengan pesaing-pesaingnya dengan cara; mengunakan sistem informasi anatar organisasi untuk menghubungkan dengan sistem-sistem informasi perusahaan lain. Misalnya perusahaan 7-eleven Jepang bekerjasama dengan pemasok-pemasok dan lainnya.
6.      Growth Stretegy
            Sistem informasi ini dapat mendukung perusahaan membantu dan mengembangkan divesifikasi pasar, misalnya Citicorp yang mengunakan ATM pertama kali di kota New York untuk mendapatkan nasabah baru.
7.      Quality Strategy
            Sistem informasi yang mendukung strategi ini dapat meningkatkan kualitas dari produk/ jasa dengan cara; mengunakan robot, CAM atau CIM untuk meningkatkan kaulitas produk, mengunakan teknologi informasi untuk peningkatan berkelanjutan dari produk. Perusahaan yang menerapkan cara ini misalnya Caterpilar Company (CAT). Dengan demikian pemanfatan SI dapat meningkatkan daya saing atau kinerja perusahaan (tercapainya tujuan sebuah organisasi dengan efektif dan efisien) dengan memanfaatkan sumberdaya informasi untuk mencapai keungulan kompetitif, karena pemanfaatan sumber daya teknologi selain dapat meningkatkan; kecepatan (pengolahan data data pelayanan), keakuratan, efisiensi, dapat juga untuk meningkatkan produktifitas perusahaan, diferensiasi produk atau layanan, dapat melayani pasar khusus konsumen tertentu, dapat melakukan inovasi, memungkinkan kerjasama antar perusahaan, menumbuhkan pasar baru dan meningkatkan kualitas produk atau jasa. sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan, baik berupa peningkatan pendapatan, pengurangan biaya-biaya dan loyalitas konsumen.
3.      Pendekatan Sistem Informasi Manajemen PT Bantimurung Indah

Salah satu metode yang menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan sistem informasi, yang paling umum dalam analisis dan desain sistem organisasi, disebut sebagai multistep, proses berulang-ulang yang disebut sebagai System Development Life Cycle (SDLC). Pengembangan sistem informasi yang dilakukan secara teratur, berurut serta memiliki tahapan pengembangan yang cukup dalam untuk mendapatkan hasil yang baik. Tahapan pengembangan terdiri dari :
a) Merencanakan pengembangan pusat informasi
Mendefinisikan masalah, mengidentifikasi kendala-kendala sistem, melakukan studi kelayakan baik secara teknis dan ekonomis.
b) Menganalisa sistem apabila proyek layak diteruskan
Mengorganisasikan kelompok atau tim pengembangan, mengumpulkan kebutuhan informasi dan menyiapkan usulan rancangan sistem.
c) Perancangan sistem
Menyiapkan rancangan sistem, prosedur, dan program.
d) Implementasi
Merencanakan implementasi, mencari hardware dan software yang baik, menyiapkan fasilitas fisik, melakukan training dan menyiapkan konversi atau imigrasi.
e) Pemeliharaan sistem
Mengaudit ulang, menjaga kestabilan sistem dan meningkatkan performance.
SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk mengembangkan suatu sistem informasi (SI) dengan tahapan pengembangan seperti paparan dibawah ini.


4.      Rancang Bangun Sistem Informasi Rumput Laut SIM

a)      Investigasi Sistem
Tentukan bagaimana untuk menangani peluang bisnis dan prioritas.
ü  Melakukan studi kelayakan untuk menentukan apakah sebuah sistem yang baru atau yang ditingkatkan adalah solusi yang layak.
ü  Mengembangkan rencana manajemen dan memperoleh persetujuan manajemen.
ü  Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah laporan studi kelayakan, antara lain ditinjau dari segi operasional, analisis biaya manfaat, teknik, faktor sumber daya manusia, dan aspek hukum/politik.
b) Analisis Sistem
ü  Menganalisis kebutuhan informasi dari karyawan, pelanggan, dan stakeholder bisnis lainnya.
ü  Mengembangkan persyaratan fungsional dari sebuah sistem yang dapat memenuhi prioritas bisnis dan kebutuhan dari semua pemangku kepentingan.
ü  Mengembangkan model logis dari sistem saat ini.
ü  Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah functional requirement, yaitu aspek yang menyangkut kebutuhan user interface, processing, storage, dan control.
c) Perancangan Sistem

            Tahap ini merupakan aktifitas yang menghasilkan spesifikasi sistem untuk memenuhi kebutuhan fungsional pengembangan dalam tahap analisis sistem. Ada tiga aktifitas perancangan sistem, yaitu :
Desain User Interface, merupakan kegiatan untuk merancang interaksi antara pengguna dengan aplikasi komputer, baik dalam hal penetuan metode masukan maupun keluaran seperti kemudahan penggunaan halaman-halaman web internet dan ekstranet.
Desain Data, merupakan kegiatan untuk merancang struktur database maupun file yang akan digunakan dalam sistem informasi. Desain data akan menghasilkan :
ü  Atribut atau karakteristik entitas yang diusulkan sebagai kebutuhan pemeliharaan sistem informasi.
ü  Relasi dari masing-masing entitas yang harus ada.
ü  Data elemen spesifik yang dibutuhkan untuk memelihara masing-masing entitas dalam sistem informasi
Desain Proses, merupakan aktifitas yang berfokus pada perancangan sumberdaya perangkat yaitu program dan prosedur yang dibutuhkan oleh sistem informasi yang disulkan.

d) Implementasi Sistem
§  Memperoleh (atau mengembangkan) perangkat keras dan perangkat lunak.
§  Menguji sistem, dan melatih orang untuk mengoperasikan dan menggunakannya.
§  Mengkonversi ke sistem bisnis baru. Beberapa alternatif konversi sistem yang dapat digunakan adalah parallel, pilot, phased dan plune.
§  Mengelola dampak dari perubahan sistem pada pengguna akhir


C.    PTT NUSANTARA PG. GULA  CAMMING (BONE)

1.      Sejarah
Pabrik Gula Camming, di Kabupaten Bone , Sulawesi Selatan,
didirikan tahun 1981, giling perdana tahun 1986, peralatan pabrik dari India dengan kapasitas 3.000 tth.  Selatan dengan luas areal HGU 9.837 hektar, didirikan tahun 1981, dengan kapasitas 3.000 TCD
PTP XX (persero) bekerja sama dengan PT. Tanindo Jakarta dan Victorias Milling Company, inc, Philipines, melakukan studi kelayakan proyek Gula Camming Sulawesi Selatan. Penguasaan lahan bukan merupakan problem setelah Bupati KDH Tk.II Bone mengeluarkan SK No. 84/DnY/Kpts/V/1981 tertanggal 18 mei 1981 yang memutuskan alokasi untuk perkebunan tebu seluas 9.000 Hektar. Setelah di survey hanya 7.200 Hektar yang layak ditanami tebu sisanya dapat digunakan sebagai permukiman penduduk, Infrastruktur, kompleks pabrik dan lain sebagainya.
Pabrik Gula Camming secara resmi dibangun dengan di tandai keluarnya Mentan No. 668/Kpta/org/1981 tanggal 11 Agustus 1981 yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Gula dalam negeri. Untuk mencapainya maka PTP XX (persero) selaku pengemban SK melakukan penanaman tebu diwilayah camming.
Pada awal tahun 1985 PTP XX (persero) bekerja sama dengan The Triveni E.W India melakukan pembagunan pabrik gula berkapasitas 3.000 TCD dan pada tanggal 2 Agustus 1986 dilakukan giling perdana Pabrik Gula Camming.
Berdasarka peraturan pemerintah No. 5 Thn 1991 dan SK mentri Keuangan RI No. 950/KMK-013/1991 dan No. 951/KMK-013/1991. Dibentuk PTP XXXII (persero) yang berkedudukan di ujung pandang untuk mengelola pabrik-pabrik gula di sulawesi selatan, yang terdiri dari Pabrik gula bone, Pabrik gula takalar dan Pabrik gula camming.
Berdasarkan SK Mentri Pertanian RI No. 361/KPTS/07.210/5/1994 tanggal 9 Mei 1994 dilakukan Restrukturisasi BUMN sector Pertanian. Kemudian PTP XXXII (persero) merupakan badan usaha Group Sulawesi-Maluku-NTT-Irian yang terdiri dari tiga kelompok usaha di kawasan Indonesia timur yaitu : PTP XXXII (persero), PTP XXVIII (persero) dan Bina Mulya Ternak.
Pada tanggal 11 Maret 1996 dibentuk PTP Nusantara XIV (persero) dengan akta notaris Harun Kamil SH No. 47 tanggal 11 Maret 1996 yang didasari Surat Keputusan :
Ø  Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 1996 tanggal 4 Februari 1996
Ø  Mentri Keuangan RI No. 173/KMK.016/1996 tanggal 11 Maret 1996
Ø  Mentri Pertanian RI No. 334/Kpts/KP.510/1994  tanggal 3 Mei 1994
Pabrik gila camming merupakan salah satu unit produksi PTP Nusantara XIV (persero), namun berdasarkan surat Mentri BUMN No. s-702/MBU/2007 sejak 1 Oktober 2007 PTPN XIV (persero) bekerja sama dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (persero) dalam rangka peningkatan kinerja pabrik gula dengan membentuk suatu badan pengelola 3 unit pabrik gula milik PTPN XIV (persero) yang disebut BPPG – PTPN XIV.
2.       Sistem Informasi Berdasarkan Proses Pengolahan.
Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan gula putih yaitu tebu sedangkan bahan tambahanya yaitu susu kapur, asam posfat, belerang flokulang, pondan dan air.
Fungsi bahan baku dan bahan pembantu pada pembutan gula putih yaitu: tebu sebagai sumber utama sacahrosa yang terkandung dalam nira. Susu kapur berfungsi untuk mengurangi kadar keasaman dan menaikkan PH dan membentuk pengendapan. Asam fosfat nira yang aktif, sebagai pengikat kotoran atau penyerap kotoran. Flokulant untuk mempercepat pengendapan. Fondan sebagai bahan untuk mengejutkan keristal agar serentak dan pembentuk inti kristal. Air sebagai inbibisi yang berfungsi untuk melarutkan sisa gula yang masih terikat dalam ampas.
Adapun proses-proses lainya seperti syarat-syarat bahan baku, sistem pengaturan, cana preporation, stasiun gilinga, stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun kristalisasi, stasiun putaran, penyelesaian dan gudang.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan bahan baku agar produk yang dihasilkan bermutu baik, yakni  bebas dari bahaya kimia dan fisik. Tebuh dalam keadaan utuh dan segar. Bahan harus memenuhi standar nasional.
Proses penimbangan tebu dan transloding bertujuan untuk  mengetahui jumlah tebu yang masuk perhari. Jembatan timbang yang berfungsi di luar gilingan yaitu menimbang tebu giling, bahan pembantu pengolahan, blotong, tetes dan bibit tebu. Sedangkan tujuan dari transloding yaitu memindahkan tebu dari truk ke Container yang mempunyai kapasitas 8 ton.
Sistem pengaturan halaman tebu secara FIFO (First In First Out), Tebu yang masuk pertama di utamakan untuk digiling dengan tujuan mengurangi kerusakan gula yang di sebabkan oleh mikroorganisme.
Cane Preporation terdiri dari Cane lifter, meja tebu, Cane Carrier HDHS (Heavy Duty Hammer ShadderP),  Feeding Corner. Fungsi dari alat tersebut yakni Cane lifter berfungsi memindahkan tebu dari container ke cane table, meja tebu sebagai penampung tebu yang ditumpahkan oleh Cane Lifter, sebelum masuk ke cerrier yang digerakkan motor listrik. Cane carrier dari meja tebu yang selanjutnya di antar kecane Cutter I. Cane Cutter berfungsi sebagai alat pemotong tebu. HDHS berfungsi penumbuk cacahan tebu sehingga tebu yang keluar menyerupai serat.
Stasiun gilingan merupakan awal dari kegiatan pengolahan gula adalah memerah tebu hingga diperoleh nira  sebanyak banyaknya dengan kehilangan dan kerusakan gula yang sekecil kecilnya.
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada pemerahan tebu yaitu, penambahan susu kapur Ca (OH)2 dilakukan pada bak tarik nira mentah gilingan, pemberian sanitasi pada gilingan, penyemprotan uap pada rol-rol gilingan, tekanan hidrolik, dan putaran rol atas, nila hasil perahan diusahakan secepat mungkin meninggalkan gilingan untuk menghindari kerusakan yang di sebabkan oleh jasat renik, kebersihan gilingan harus di jaga.
Stasiun pemurnian harus berfungsi untuk memisahkan kotoran  atau ampas yang ikut larut dalam nira dalam penekanan kehilangan gula yang serendah-rendahnya. Pada proses pemurnian ini terdapat tahap-tahap yang pelaksanaan yakni: penimbangan nira mentah yang bertujuan untuk mengetahui jumlah nira mentah secara teliti yang dihasilkan stasiun gilingan, seteklah itu masuk kepemanas pendahuluan I pada suhu 70-75  C Agar reaksi berjalan dengan baik. Nira mentah yang berasal dari pemanas  I dialirkan menuju defakator I dengan PH 7,2 -7,8 Kemudian dialirkan menuju defakator II hingga mencapai PH 8,0-8,5  dengan menambahkan susu kapur yang di lengkapi dengan pengaduk agar proses pencampuran berjalan sempurna. Untuk menurunkan PH supaya netral yang di akibatkan kelebihan susu kapur digunakan bejana sulfitasi nira mentah dengan memberi hembusan gas CO2, setelah itu penyempurnaan reaksi dengan PH 7,0-7,2 pada bejana netralisasi kemudian di tamping pada peti nira mentah tersulfitir dan dipompa kepemanas II, Disinilah temperature di naikkan hingga 100-105 C. Setelah nira di panaskan, masuk dalam becana pengendapan dan kemudian nira jernih yang menguap dilewatkan pada saringan untuk menyaring ampas, sedangkan nira kotor dipompa untuk di tapis pada Rotary Drum Vacum Filter. Campuran nira kotor dan hampas halus dialirkan ke vacuum filter.
Stasiun penguapan bertujuan untuk menguapkan campuran air sekitar 30-35 % sehingga di hasilkan nila kental. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penguapan yakn: tinggi nira dalam uap badan, penguapan 1/3 tinggi pipa, laju njira masuk/keluar setiap badan, pengeluaran nila kental dari badan terakhir, jumlah uap bekas temperature dan tekananya mencukupi, perpindahan harus berjalan lancer, tekanan uap dalam badan harus di jaga agar tetap konstan sesuai dengan distribusi tekanan, gas-gas yang terhembuskan harus dikeluarkan secara teratur, pengeluaran air kondensat tiap badan harus berjalan lancer, pembersihan harus dilaksanakan secara teratur.
Stasiun kristalisasi  merupakan lanjutan dari proses penguapan yang akan di uapkan sampai mencapai kejenuhan. Tujuanya adalah mengambil gula dalam bentuk  keristal dari sebanyak mungkin dengan waktu relative  Singkat dan murah dengan hasil Kristal gula memenuhi syarat perdagangan.
Dalam proses kristalisasi diharapkan dapat memperoleh hasil yakni, kristal gula yang memenuhi syarat yang di harapkan mutu dan ukuranya, kehilangan gulan yang sekecil-kecilnya, biaya nyang di butuhkan untuk proses rendah, waktu proses yang singkat atau skema masukan yang sependek mungkin.
Langkah-langkah proses kristalisasi yakni sebagai berikut: penarikan hampa padapan, penarikan larutan, pembuatan bibit, pembesaran kristal, masakan tua, menurunkan masakan, operasi pendinginan masakan pada palung pendinginan dan rapid kristalisasi.
Stasiun putaran merupakan proses pengkristalan dalam pan Kristal yang masih merupakan campuran yang terdiri dari larutan dan keristal sacharosa. Putaran ini terbagi dua yaitu putaran continue dan discontinue. Putaran continue terdapat pemanas masakan dan pemutaran, dimana pemutaran ini dilakukan pada reaheter kemudian masuk keruang pemanas dan pendingin. Sedangkan pemutaran digerakkan dengan  motor  penggerak dengan Ampermeter panel menunjukkan 40 Ampere. Putaran discontinue pada putaran A berfungsi untuk mendapatkan kualitas gula yang baik dengan kapasitas tinggi. Pada putaran A Dan D mengalami proses pemutaran dua kali yang bertujuan untuk  memperoleh Kristal yang memenuhi syarat. Sedangkan putaran C hanya digunakan satu alat putaran untuk memisahkan antara gula C. Gula C di pakai pada masakan A sebagai bibit masukan sengkan stroop C.
Penyelesaian dan gudang harus dibuat terlebih dahulu sebelum Kristal gula diproses dari masakan A. Sebelum masuk kedalam gudang dan dipisahkan terlebih dahulu di olah agar memenuhi criteria gula yang berkualitas. Rangkaian proses yang harus di lalui yakni: pengeringan, pendinginan. Sortir dan dikemas. Syarat gudang gula yang baik harus  memenuhi persyaratan yakni: lantai harus kering, atap tidak mengalami kebocoran, suhu gedung antara 50-75 % harus dipasang alat pengukur kelembapan (higrom eter), Harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran.
3.      Hal-Hal Yang Menyangkut Sistem Informasi Manajemen PG. Camming
Setiap kegiatan baik dalam pengelolan lahan sampai kegiatan produksi selalu berpedoman berdasarkan informasi yang dikelolah oleh ahli dalam setiap bidang, dengan bedasarkan informasi tersebut maka diharapkan setiap kegiatan berjalan sesuai dengan strategi yang telah direncanakan.
Faktor – Faktor Kendala dan Suksesnya Membangun Sistem Informasi
Sebelum membangun sistem informasi terdapat beberapa faktor yang menentukan sukses dan gagal dalam mengembangkan system informasi yaitu : (1). Kendala atau tantangan dalam membangun sistem informasi, diantaranya : Kurangnya informasi dari user, Tidak lengkapnya kebutuhan dan spesifikasi yang diperlukan,Terdapatnya perubahan kebutuhan dan spesifikasi ketika project berjalan, Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif serta kurangnya kemampuan skill dari user. (2). Faktor yang menyebabkan gagalnya dalam membangun sistem informasi : Requirement atau kebutuhan yang kurang lengkap, kurangnya keterlibatan user, Kurangya Resource / sumber daya, Hasil yang ingin dicapai tidak realistis, Perubahan Kebutuhan dan spesifikasi, Kurangnya perencanaan, Sistem tidak akan digunakan lagi serta Kurangnya Managemen IT. (3) Faktor yang Menentukan Dalam Suksesnya Sistem Informasi : Keikutsertaan user dalam membangun system, dukungan dari manajemen eksekutif, Kebutuhan sistem terpenuhi dan jelas, Perencanaan yang tepat serta tujuan yang akan dicapai memang suatu hal yang realities.
Desain Basis Data
            Sistem informasi budidaya rumput laut berbasis web merupakan sebuah system yang digunakan memanage informasi budidaya rumput laut. Media ini menggunakan basis data MySQL dengan Content Management System (CMS) Joomla 1.5, dimana telah tersedia table standar (default) yang digunakan untuk mengorganisasikan informasi. Pada system informasi tersebut, informasi dan data yang dimasukkan merupakan data dan informasi yang didapatt dari literature yang berbentuk tulisan, gambar dan foto.
            Pada tahap desain proses, prosedur dan program dirancang oleh pengembang sistem. Secara umum tahap sistem informasi ini dimulai dari permintaan user terhadap halaman sistem informasi melalui URL. Proses ini disebut dengan Query String. Pada URL yang diminta tersebut mengandung parameter konten seperti bagian, kategori, dan ID artikel. Berdasarkan parameter tersebut sistem Joomla melakukan kontak dengan sistem basis data (MySQL) dan mengambil konten yang diminta berdasarkan parameternya. Setelah itu konten yang diambil dari database dipadukan dengan template sebagai halaman html. Proses pada sistem informasi ini juga dibagi atas dua sisi, yakni depan (front end) yang merupakan sisi pengunjung dan belakang yang merupakan sisi pengembang (back end). Pada sisi belakang, pengembangan melakukan pengaturan, pemeliharaan, pembersihan, dan penambahan tulisan pada sistem. Kategori keanggotaan dibagi menjadi public front end yakni pengguna yang hanya mempunya akses pada sisi depan dari sistem informasi, dan public back end yakni pengguna dan pengembang yang mempunyai akses pada sisi belakang dari sistem informasi.






BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ø  Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.
Ø  Sistem Infomasi Perusahaan adalah sistem berbasis computer yang dapat melaksanakan semua tugas standar bagi seluruh unit organisasi secar terintegrasi dan koordinasi. system perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) adalah system yang memampukan manajemen berbagai proses internal organisasi. memperluas konsep tersebut melampaui batas-batas organisasi melampaui control organisasi sangat memperumit masalah.
Ø  Sistem informasi ada karena perangkat keras computer yang penuh daya dan realatif murah, perangkat lunak system manajemen database yang canggih, dan kebetulan organisasi untuk memanfaatkan dat di seluruh proses bisnisnya. Banyak pendiri industri computer idak dapat membayangka ndampak yang dibuat teknologi informasi pada pengambilan keputusan manajerial. selama komputer dan perangakat lunak terus meningkat dayanya dan semakin murah, para manajer haurs melihat ke masa depan dan mempersiapkan organisasi mereka untuk memanfaaatkan kemajuan teknoologi.
Ø  Kebutuhan atas system informasi perusaaahaan begitu besar sehingga suatu industri baru telah berkembang untuk menyediakan perangakat lunak ERP untuk mendukung sitem tersebut. industri ini sudah besar dan berkembang sangat pesat. perangkat lunak yang dihasilkan oleh industri ini khusus dan sangat mahal untuk dikembangkan. lima perusahaan mendominasi industri ini. yang terbesar, SAP, sam dengan gabungan empat penjual lain.
B.     Saran

            Setiap informasi yang didapat harus bersifat valid agar dalam peroses pengolahan data menjadi suatu informasi juga akan mendapatkan kebenaran informasi yang dapat dijadikan pedoman nantinya karena Perlunya seseorang yang benar-benar ahli dalam pengolahan data agar mendapatkan informasi yang akurat dan Penerapan sistem informasi sebaiknya dilakukan secara terbuka di setiap Sistem informasi manajemen yang diterapkan oleh PT Indofood sukses makmur, PT bantimurung indah dan PG. camming perlu diadakan perbaikan dari segi ketepatan dalam pengumpulan data.
            Sebaiknya pada masing-masing perusahaan terkait harus diadakan peningkatan dalam penyebaran informasi yang di perlukan oleh pekerja atau karyawan.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar