BAB
1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kepentingan fieldtrip ke
industri dan tujuan yang akan dicapai Dalam praktikum mata perkuliahan sistem
informasi manajemen mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan fieldtrip.
Fieldtrip merupakan salah satu kegiatan praktikum yang langsung terjun ke
lapangan. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengunjungi ke suatu tempat
usaha industri yang bergerak dibidang
agroindustri. Perusahaan yang dikunjungi
yaitu PT.indofood, Pt bantimurung indah dan ptpn pg camming .Adapun kepentingan
dari fieldtrip ke perusahaan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana perusahaan
menggunakan sistem informasi dalam mengelola perusahaan yang diterapkan oleh PT.indofood, Pt
bantimurung indah dan ptpn pg camming ini dalam memproduksi produk yang berkualitas, dari mulai pengolahan bahan
baku , proses produksi serta pengawasan
mutu bdari produknya.
Sistem informasi yang dimiliki seringkali
tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi
tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem
terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting
(vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective
business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi
yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru. Sebuah perusahaan
mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan
kegiatannya sehari-hari.
Informasi di dalam sebuah perusahaan yang
sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat
alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila
kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami
ketidak mampuan mengontrol sumber daya,
sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu.
B.
TUJUAN
1. Memahami
konsep dasar informasi di
suatu industry
2. Menginterpretasikan kemampuan
mengontrol sumber daya
dengan system informasi menajemen di suatu industry.
3. Mengetahui perangkat-perangkat informasi di suatu
industry.
C.
PERMASALAHAN
1.
Kurangnya pemahaman tentang konsep dasar informasi di suatu industry
2.
Masih
kurangnya kemampuan untuk menginterpensi sumber daya dengan sisitem informasi yang ada dalam sustu
industry.
3.
Kesulitan dalam menjelaskan strategi
sistem informasi manajemen
dan perangkat-perangkatnya.
BAB II
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Kunjunga industry ini
berlangsung 2 hari yaitu:
Hari Pertama
Hari/tanggal : Rabu, 13 maret 2013
Tempat : PT Indofood
Sukses Makmur Tbk (Makassar) dan
PT Bantimurung Indah
(Maros)
Hari Kedua
Hari/tanggal : Kamis, 14 maret
2013
Tempat : PTP
NUSANTARA PG.
Camming (bone)
B. Metode Kerja
Metode pencarian data yang digunakan adalah metode tanya jawab dan kunjungan lapangan langsung Metode tanya jawab adalah
pencarian fakta, dengan interpretasi yang tepat. dalam hal ini pengumpulan
fakta-fakta mengenai sisitem
informasi manajemen yang di terapkan pada suatu perusahaan. apakah
sesuai dengan yang diharapkan atau tidak kemudian apakah seorang manajer tepat
dalam pengambilan keputusan baik dalam penerimaan tenaga kerja/karyawan, dalam
pembinaan tenaga kerja/karyawan ataupun dalam pelayanan kenyamanan dengan informasi yang mereka dapat melaui cara mewawancarai/bertanya
secara langsung tentang permasalahan yang sebelumnya ingin diketahui. Setelah
kegiatan tanyajawab dilakukan maka diteruskan dengan melihat secara langsung
kondisi yang ada di lapangan apakah sudah sesuai atau belum dengan apa yang
diharapkan dan terakhir pengumpulan data untuk selanjutnya dibuatkan dalam
bentuk laporan kunjungan lapangan (fiel trip).
Jenis kegiatan pencarian data mengenai manajemen personalia yang dilakukan adalah bertujuan
untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang
perusahaan, dan
penerapan manajemen personalia yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, ataupun cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
menghandel karyawan atau tenaga kerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
1.
Sejarah
PT
Indofood CBP Sukses Makmur merupakan salah satu perusahaan mie instant dan
makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan
yang dimiliki oleh Salim Group.
Pada
awalnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak
dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.
Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan
bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan
gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi
prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima. Akhir
tahun 1980, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di pasar
Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur
Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan
negara-negara di Afrika.
PT
Indofood Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992 dengan
nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT
Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai
beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada
sebanyak 200 orang yang dibagi menjadi dua shift dan memiliki peralatan
produksi sebanyak 3 line. Setiap line mempunyai kapasitas
produksi sebanyak 18.000 pcs/jam, pada tahun 1993 penggunaan mesin
meningkat menjadi 8 line dan pada tahun 1994 meningkat menjadi 10 line
mesin. Sampai saat ini telah beroprasi 14 line.
Pada
tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di
lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie
instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota,
diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado,
Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi,
sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan
agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota
dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam
keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja
lokal.
Adanya
permintaan yang semakin meningkat menyebabkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan mendirikan
pabrik II pada September 2007 dengan jumlah produksi 2 line yang
memiliki kapasitas 2 kali lebih besar dibandingkan kapasitas mesin produksi
yang terdapat di pabrik I. Pada akhir tahun 2008 PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
memproduksi copack seperti Pop Mi dengan mengganti salah satu line Pabrik
I dengan mesin yang dapat memproduksi copack.
Produk
yang dihasilkan kelima belas pabrik tersebut telah terstandarisasi secara
menyeluruh, diantaranya bahan baku, parameter proses, mesin/peralatan, manpower
(tenaga kerja), dan barang jadi. Standarisasi yang berlaku di semua pabrik
tersebut telah disertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi International
Standard Operation (ISO) termasuk PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Selain itu
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. juga memiliki Sertifikat Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) dan Sertifikat halal yang berlaku untuk
semua produk internasional. Pada 21 Maret 1998 PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001 yang diserahkan di Jakarta
pada 3 Maret 1999. Kemudian pada 5 Februari 2004 PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
diperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 (ISO 9001 versi 2000) dari badan akreditasi
SGS International of Indonesia. Hal ini ditunjukan melalui slogan yang
terdapat pada logo Indofood “The Symbol of Quality Foods” atau “Lambang
Makanan Bermutu” yang mengandung konsekuensi hanya produk bermutulah yang
dihasilkan. Produk bermutu tidak hanya dibuat dari bahan baku pilihan, tetapi
diproses secara higienis dan memenuhi unsur kandungan gizi dan halal.
PT
Indofood Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang
dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan
selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun
kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna
memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.
Produk
yang dihasilkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri dari 2
kelompok besar yaitu :
1.
Bag Noodle, yaitu mie instan dalam
kemasan bungkus; dan
2.
Mie telor, yaitu mi yang dalam proses
pembuatannya tidak digoreng melainkan dikeringkan.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan
produksi yang dimiliki PT Indofood Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass
production, yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi
dengan volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil demikian juga
desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau
menengah.
Disamping
produksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. pun turut memperhatikan pemasaran
produk sehingga memungkinkan perusahaan untuk semakin berkembang. Berbgai cara
kegiatan promosi dilakukan, seperti advertising (periklanan) baik itu di
media cetak maupun media elektronik dan papan-papan reklame. Sedangkan kegiatan
sales promotion meliputi pembagian hadiah baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui undian-undian berhadiah.
Pemasaran
mi instan di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Bandung dibagi kedalam dua wilayah
pemasaran. Wilayah pemasaran I meliputi Bandung, Purwakarta, dan Sukabumi.
Sedangkan untuk wilayah pemasaran II meliputi Tasikmalaya, Garut, Cirebon, dan
Jati Barang.
Tujuan
didirikannya PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah (1) memperluas
bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun
pengembangan usaha strategis; (2) mengurangi biaya transportasi; (3) selalu
meningkatkan kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai daerah lain yang selalu
kekurangan persediaan barang; dan (5) berperan serta dalam pelestarian
lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kultur
perusahaan ini dikenal dengan nama “CONSISTENT” (Consumer,
Innovation, Staff, Excellence, and Team Work). Sumber kekuatan dalam
menghadapi tantangan ini bisa dilihat dari sisi konsumen, inovasi, karyawan,
keunggulan produk dan kerjasama tim. Maksud dari akronim “CONSISTENT”
adalah keberhasilan perusahaan tergantung kepada kepuasan pelanggan, inovasi
merupakan kunci pertumbuhan di masa depan, staff yang handal merupakan aset
terbesar perusahaan, kesempurnaan adalah pandangan hidup perusahaan, dan
kerjasama tim menjadikan perusahaan ini sebagai pemenang.
2. Hubungan
Antara Sistem Informasi Dengan Strategi Bisnis PT Indofood Sukses Makmur Tbk
a.
Para
eksekutif perusahaan secara bersama dapat memperoleh penjelasan mengenai
pengaruh yang mungkin terjadi pada sistem informasi dunia dalam strategi
bisnis.
Setiap perusahaan membentuk suatu tim pemasaran yang berguna
untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk pengembangan suatu produk yang
akan dipasarkan, setiap informasi yang didapat akan di proses untuk dikelolah
menjadi suatu data yang valid, dari hasil pengolahan data inilah yang nantinya
akan menjadi acuan atau pedoman perusahaan agar sirklus pemasaran produk lebih
stabil dan berkelanjutan.
b.
Memahami
masing-masing unit usaha dalam strategi bisnis.
Setiap informasi akan mempengaruhi suatu kebijakan yang akan
di ambil oleh manajemen pemasaran, dengan memahami masing-masing unit usaha
atau perusahaan maka akan lebih mudah menentukan strategi apa saja yang akan
dilakukan.
c.
Menentukan
siasat sistem informasi yang tepat untuk masing-masing unit strategi.
Dalam menentukan pemasaran maka perlu menentukan siasat
sistem informasi yang tepat terhadap perusahaan, setelah mensiasati informasi
yang mana saja cocok setiap unit usaha barulah bisa menentukan strategi yang
akan dilakukan
d.
Mengenali
pentingnya aplikasi untuk mencapai masing-masing siasat sistem informasi dan
memprioritaskan penerapannya.
Pengelolaan data berbasis informasi sebaiknya dilakukan
dengan cermat, maka dari itu perlunya suatu program atau aplikasi sebagai suatu
bahan penunjang ketepatan dalam perhitungan maupun pengelolaan data, dalam
pemilihan program atau aplikasi yang akan digunakan setiap penerapan yang
dilakukan harus diprioritaskan pada kebutuhan dalam pencapaian sistem informasi
manajemen.
e.
Menetapakan
tanggung jawab untuk menerapkan aplikasi.
Setiap aplikasi yang akan diterapkan harus tepat dan dapat
di pertanggung jawabkan, karena salah penerapan aplikasi akan berpengaruh terhadap
kevalid-an suatu data.
Beberapa kegunaan/fungsi sistem
informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan aksesibilitas data yang
tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan
adanya prantara sistem informasi.
2.
Menjamin tersedianya kualitas dan
keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3.
Mengembangkan proses perencanaan yang
efektif.
4.
Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5.
Menetapkan investasi yang akan diarahkan
pada sistem informasi.
6.
Mengantisipasi dan memahami
konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7.
Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi
pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8.
Organisasi menggunakan sistem informasi
untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan
pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
9.
Bank menggunakan sistem informasi untuk
mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan
transaksi yang terjadi.
10.
Perusahaan menggunakan sistem informasi
untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten
dengan jenis barang yang tersedia.
11.
SIM untuk Pendukung Pengambilan
Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana
keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan
tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui
dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a) Mengetahui
semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing,
b) Memiliki
metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia membuat urutan
kepentingan semua alternatif,
c) Memilih
alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau
kegunaan. Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang
rasional yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan
kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang
terbaik/maksimal. Model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya adalah model
sistem keputusan tertutup. Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan
sebagai berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui.
Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan
kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak harus
logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas
hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif,
kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.
12.
SIM Berdasarkan Aktivitas/Kegiatan
Manajemen, Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling
berhubungan. Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan operasional bergantung
pada proses yang tepat dari transaksi; pada tingkat dari pengendalian
manajemen, pembuatan keputusan tentang keamanan persediaan dan frekuensi
memesan lagi bergantung pada pembetulan ringkasan dari hasil operasi-operasi;
pada tingkat strategi, hasil dalam operasi-operasi dan pengendalian manajemen
yang dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan tindak tanduk dan
sebagainya untuk mencapai strategi inventaris. Tampaknya terdapat kontras tajam
antara ciri-ciri informasi untuk perencanaan pengendalian dan taktis berada di
tengahnya.
13.
Sistem Informasi Untuk Pengendalian
Operasional Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan
operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional
menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih dahulu.
Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan.
Pendukung
pemrosesan untuk pengendalian operasi terdiri dari :
a.
Proses transaksi
b.
Proses laporan
c.
Proses pemeriksaan
Beberapa contoh di bawah ini
menggambarkan jenis dukungan keputusan yang dapat dibuat dalam sistem
pengendalian operasional :
a.
Suatu transaksi penarikan kembali
sediaan menghasilkan suatu dokumen transaksi. Pengolahan transaksi juga dapat
menyelidiki persediaan yang ada, dan memutuskan apakah suatu pesanan pembelian
sediaan harus diadakan.
b.
Suatu pemeriksaan terhadap file pegawai
menjelaskan keperluan untuk suatu posisi. Komputer menyelidiki file pegawai
menggunakan program untuk memilih kandidat secara kasar.
c.
Laporan rutin dihasilkan secara
periodik. Tetapi suatu aturan keputusan yang diprogramkan dalam suatu prosedur
pengolahan laporan bisa menciptakan laporan khusus dalam suatu bidang masalah.
Contoh : suatu analisis pesanan yang masih belum dilayani setelah 30 hari.
14.
Sistem Informasi Untuk Pengendalian
Manajemen Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh manajer departemen
untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan
keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, dna mengalokasi sumber
daya. Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi berikut :
a) Pekerjaan
yang telah direncanakan (standar, ekspektasi, anggaran, dll)
b) Penyimpangan
dari pekerjaan yang telah direncanakan
c) Sebab
penyimpangan
d) Analisis
keputusan atau arah tindakan yang mungkin
Database untuk pengendalian
manajemen terdiri dari dua elemen utama :
(1)
database dari operasional, dan
(2)
rencana, anggaran, standar, dll yang
mendefinisikan perkiraan tentang pelaksanaan, juga beberapa data eksternal
seperti perbandingan industri dan indeks biaya.
Proses untuk mendukung keputusan
kegiatan pengendalian manajemen adalah sebagai berikut :
1)
Model perencanaan dan anggaran
2)
Program-program laporan penyimpangan
3)
Model-model analisis masalah
4)
Model-model keputusan
5)
Model-model pemeriksaan/pertanyaan
Keluaran dari sistem informasi
pengendalian manajemen adalah : rencana dan anggaran, laporan yang terjadwal,
laporan khusus, analisissituasi masalah, keputusan untuk penelaahan, dan
jawaban atas pertanyaan.
15.
Sistem Informasi Untuk Perencanaan
Strategis Tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi
dimana suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu untuk
perencanaan strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam
organisasi bisa diadakan, sebagai contoh :
a. Suatu
rantai pertokoan dapat memustuskan untuk mengubah menjadi usaha melalui pesanan
b. Suatu
toko serba ada dengan toko di pusat kota dapat memutuskan untuk mengubah
menjadi suatu toko obral di luar kota.
Aktifitas
perencanaan strategis tidak harus terjadi dalam suatu siklus periode seperti
kegiatan pengendalian manajemen. Kegiatan ini memang agak tidak teratur,
meskipun beberapa perencanaan strategis bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan
tahunan dan siklus penganggaran. Beberapa jenis data yang berguna dalam
perencanaan strategis menunjukkan ciri data :
a. Prospek
ekonomi bagi bidang kegiatan perusahaan dewasa ini.
b. Lingkungan
politik dewasa ini dan perkiraan masa mendatang
c. Kemampuan
dan prestasi organisasi menurut pasaran, negara, dan sebagainya (berdasarkan
kebijakan dewasa ini).
d. Proyeksi
kemampuan dan prestasi masa mendatang menurut pasaran, negara, dan sebagainya
(berdasarkan kebijakan dewasa ini).
e. Prospek
bagi industri di daerah lain.
f. Kemampuan
saingan dan saham pasar mereka.
g. Peluang
bagi karya usaha baru.
h. Alternatif
strategi
i.
Proyeksi kebutuhan sumber daya bagi
alternatif beberapa strategi.
Dukungan sistem
informasi untuk perencanaan strategis tidak bisa selengkap seperti bagi
pengendalian manajemen dan pengendalian operasional. Namun demikian sistem
informasi manajemen dapat memberi bantuan yang cukup pada proses perencanaan
strategis, misalnya:
a.
Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan
atas data internal yang ditimbulkan kebutuhan pengolahan operasional.
b.
Proyeksi kemampuan mendatang dapat
dikembangkan oleh data masa lampau dan diproyeksikan ke masa mendatang
c.
Data pasar dan persaingan yang mungkin
bisa direkam dalam database komputer.
16.
SIM Berdasarkan Fungsi Organisasi Sistem
informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang
didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masing-masing
subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi yntuk membentuk semua proses informasi
yang berhubungan dengan fungsinya, walaupun akan menyangkut database, model
base dan beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem
fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat aplikasi untuk
proses transaksi, pengendalian operasional, pengendalian manajemen, dan
perencanaan strategis.
3.
Penerapan
Sistem Informasi Manajemen PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Indofood Sukses Makmur menerapkan Manajemen
Informasi melalui seorang manajer dengan menggunakan banyak
laporan atau tampilan informasi untuk mencerminkan kondisi fisik
perusahaan. Dapat dibayangkan bagaimana perusahaan yang besar hampir
sepenuhnya harus mengandalkan informasi. Para eksekutif sangat mungkin
menganggap informasi sebagai sumberdaya mereka yang paling berharga.
Maka dari itu mereka membagi sumber daya informasi menjadi beberapa jenis
yaitu:
Jenis-jenis
Sumberdaya Informasi:
Ø Manusia
Manusia merupakan pengguna atau penggerak dari
setiap kegiatan produksi maupun dalam kegiatan manajemen secara keseluruhan
Ø Material
Material
merupakan bahan atau hal penunjang dari segi tempat atau fasilitas yang ada
pada suatu perusahaan
Ø Mesin
(termasuk fasilitas dan energi)
Mesin
sebagai penggerak dari berbagai sistem yang befungsi sebagai sistem otomatis
dalam pengelolaan produksi
Ø Uang
Uang adalah tujuan akhir dari sebuah bisnis,
semakin banyak uang yang didapat dari keuntungan maka perusahaan tersebut dapat
dikatakan sebagai perusahaan yang sukses dalam pemanfaatan informasi.
Ø Informasi
(termasuk data)
Informasi
sebagai penentu suatu perusahaan dalam pengambilan kebijakan untuk setiap
kegiatan yang dilakukan
Tugas manajer adalah bagaimana mengelola sumberdaya
ini agar dapat digunakan secara efektif. Empat jenis sumberdaya yang pertama
memiliki wujud, ada secara fisik, dan dapat disentuh. Sumberdaya ini disebut sumberdaya
fisik. Sumberdaya yang terakhir, informasi, memiliki nilai dari apa yang
diwakilinya, bukan dari bentuknya, disebut sumberdaya konseptual.
4. Bagaimana
Informasi di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Dikelola
Manajer bukan saja mengelola sumberdaya fisik,
tetapi juga sumberdaya konseptual. Manajer memastikan bahwa data mentah yang
diperlukan terkumpul dan kemudian diproses menjadi informasi yang berguna.
Kemudian dipastikan siapa yang layak memperoleh informasi tersebut dalam bentuk
yang tepat pada saat yang tepat sehingga informasi tersebut dapat dimanfaatkan.
Akhirnya manajer membuang informasi yang tidak berguna dan menggantikan dengan
yang mutakhir dan akurat. Seluruh aktivitas ini: memperoleh informasi,
menggunakan secara efektif, dan membuangnya pada saat yang tepat disebut manajemen
informasi.
SIM
Dimata Pemakai
Para manajer memberikan perhatian yang semakin besar
pada manajemen
informasi
belakangan ini karena dua alasan: (1) kegiatan bisnis semakin kompleks, dan (2)
kemampuan komputer semakin baik.
Kompleksitas
kegiatan bisnis yang meningkat, karena:
ü Pengaruh
ekonomi internasional
ü Persaingan
dunia
ü
Kompleksitas teknologi yang meningkat
ü Batas
waktu yang singkat
ü Kendala-kendala
sosial.
Kemampuan
komputer yang semakin baik:
_
Dalam tahun 1950-an dan 60-an ukuran komputer besar dan kecepatan lambat dan hanya
boleh disentuh para spesialis.
_
Sekarang pemakai mungkin hanya menggunakan terminal atau PC di ruangan, ada
jaringan dan pemakai tahu cara menggunakannya
_
Pemakai memandang komputer sebagai peralatan kantor yang dibutuhkan.
Siapakah
Para Pemakai?
Pada awalnya pemakai output komputer adalah adalah
pegawai administrasi di bagian akuntansi, yang komputernya melakukan aplikasi pembayaran
gaji, pengelolaan persediaan, dan penagihan. Para pemakai komputer meliputi:
manajer, non-manajer, dan orang-orang dan organisasiorganisasi dalam lingkungan
perusahaan.
Tingkatan manajemen adalah tingkat perencanaan
strategis, seperti direktur dan para wakil direktur. Manajer tingkat
menengah mencakup manajer wilayah, direktur produk dan kepala devisi dinamakan tingkat
pengendalian manajemen. Dan manajer tingkat bawah mencakup kepala departemen,
penyelia, dan pimpinan proyek yang bertanggung jawab pada pelaksanaan
rencana-rencana tingkat yang lebih tinggi disebut tingkat pengendalian
operasional.
a. Pengaruh pada sumber informasi
Ø Tingkat
perencanaan strategis
Ø Tingkat
pengendalian manajemen
Ø Tingkat
pengendalian operasional
b. Pengaruh
pada bentuk informasi
ü Tingkat
perencanaan strategis
ü Tingkat
pengendalian manajemen
ü Tingkat
pengendalian operasional
Manajer
dan Sistem di PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Ahli-ahli manajemen sering mengatakan bahwa seorang
manajer harus memandang organisasinya sebagai suatu sistem. Sistem adalah
sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk
mencapai suatu tujuan. Semua sistem tidak memiliki kombinasi elemen-elemen yang
sama. Sistem dapat dikelompokkan menjadi sistem lingkaran terbuka dan lingkaran
tertutup.
Sistem lingkaran terbuka adalah suatu sistem tanpa
kontrol, lingkaran balik, dan tujuan. Sebaliknya sistem lingkaran tertutup
adalah sistem dengan tiga elemen kontrol (tujuan, mekanisme kontrol, dan
lingkaran umpan balik). Kalau berbicara sistem, tentu ada sub-sistem dan supra
sistem. Sub-sistem adalah sistem di dalam sistem. Supra sistem adalah sistem
yang lebih besar dari suatu sistem. Contoh: pemerintah kota adalah sistem,
tetapi ia juga merupakan bagian dari sistem yang lebih besar – pemerintahan
propinsi. Pemerintahan propinsi adalah supra sistem dari pemerintahan kota dan
juga merupakan sub-sistem dari pemerintahan nasional. Perusahaan bisnis adalah
suatu sistem fisik yang berada pada satu atau lebih sistem lingkungan yang
lebih besar atau super sistem.
B.
PT BANTIMURUNG INDAH
1.
Sejarah
produksi
PT.Bantimurung
Indah sebagai salah satu eksportir rumput laut (E. cottonii), sejak
tahun1995 sampai 2004 menguasai pangsa pasar ekspor rumput laut Sulawesi
Selatan rata-rata 5,58 % per tahun. PT.Bantimurung Indah mempunyai
peranan besar dalam pengembangan ekspor rumput laut di Sulawesi Selatan, karena
memberikan kontribusi yang cukup besar sampai 7,22 % dari total ekspor Sulawesi
Selatan atau sebesar 1,240 ton .
PT.Bantimurung
Indah sejak tahun 1995 belum mampu memenuhi quota permintaan ekspor yaitu 1500
ton per tahun. Pada tahun 2004, PT.Bantimurung Indah hanya mampu mengekspor E.
cottonii dalam bentuk semi carrageenan sebesar 260 ton dan bahan
baku rumput laut sebesar 980 ton, sementara yang diproduksi dalam bentuk semi
carrageenan sebesar 280 ton dan bahan baku sebesar 985, yang berasal
dari bahan baku sebesar 2,157 ton. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
terjadi ketidakseimbangan penawaran dan permintaan ekspor rumput laut. Oleh
karena itu, sangat menarik untuk menganalisis situasi ketidakseimbangan
penawaran dan permintaan ekspor rumput laut (E. cottonii) di PT.Bantimurung
Indah.
2.
Strategi Sistem Informasi Perusahaan Terhadap Kebutuhan
Pasar
Perusahaan yang menyelaraskan antara pengunaan teknologi
informasi yang dapat mendukung dan melaksanakan atau mengimplementasikan satu
atau lebih strategi kompetisi sebagai berikut :
1.
Cost
leadership strategy
Sistem informasi yang mendukung
strategi ini adalah perusahaan sebagai produsen dengan biaya terendah dengan
cara; menurunkan biaya dalam proses bisnis melalui rekayasa proses bisnis,
menurunkan biaya dari pemasok, menurunkan biaya ke pelangan. Perusahaan yang
menerapkan strategi ini misalnya; perusahaaan PT Bantimurung Indah, yang
mengunakan komputer yng dihubungkan dengan pasar komoditi rumput laut untuk
memonitor harga rumput laut dan membeli pada saat harga rumput laut rendah.
Perusahaaan PT Bantimurung Indah (memiliki pasokan rumput laut), bisa
membandingkan harga-harga yang ditawarkan oleh pemasok dan membeli yang
terendah, demgan memanfaatkan komputer. 7-eleven (prusahaan ritel di amerika)
berinvestasi sampai $200 juta untuk menemukan keinginan pelangan, dan
menentukan produk yang harus disediakan di toko, perusahaan menerapkan
pemajangan produk secara bergantian tiap jam, untuk menghemat tempat yang
sewanya yang mahal di Jepang, sehingga menghemat biaya dan menghasilkan laba
yang sangat besar. Caterpilar Company (perusahaan alat-alat berat), pernah
kalah bersaing dengan perusahaan Jepang Komatsu yang dengan harga lebih murah
40%, namun dengan biaya $2 milyard, membangn serat optik untuk mengunakan
satelit, untuk menerapkan sistem informasi eksekutif yang dapat menganalisa
data, trend dan evalausi kinerja dialer dan pemasok-pemasok, teleconference ,
CIM (robot, CAD, CAM) dibeberapa pabrik, MRP II dan sistem pembelian dan
logistik. Penerapan ini mampu menghemat biaya sediaan dalam proses sampai 60%
(sampai jutaan dollar), waktu pemesanan turun dari 40 hari menjadi 10 hari,
pengiriman tepat waktu meningkat sampai 70%, sehingga perusahaan dapat
memenangkan pangsa pasar sampai 30%.
2.
Diferentaiation
strategy
Sistem informasi mendukung strategi ini mampu menyediakan
produk/ jasa yang berbeda atau unik dengan nilai yang lebih besar kepada
pelangan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya dengan cara; mengunakan
teknologi informasi untuk membuat produk/ jasa berbeda, mengunakan teknologi
informasi untuk mengurangi keuntungan diferensiasi pesaing. Perusahaan yang
mengunakan strategi ini misalnya Digital Equipment Corporation (DEC) dengan
mengunakan sistem pakar mengunakan X-Con untuk mengkomfigurasi sistem komputer
berdasarkan pesanan pembeli yang memiliki selera yang berbeda.
3.
Focus
strategy
Sistem Informasi yang mendukung
strategi ini dapat membantu perusahaan memfokuskan produk/ jasa disuatu niche
market khusus. Misalnya pada perusahaan Domino’s Pizza yang memfokuskan kepada
penjualan Pizza dikirim tepat waktu; kurang dari 15 menit jika lebih akan
gratis, dengan bekerja sama dengan AT&T yang mengurus telepon yang masuk
dengan menidentifikasi otomatis telepon yang masuk, alamat yang diteuskan ke
toko Domino’s Pizza yang paling dekat dengan penelpon, yang membutuhkan waktu
7-11 detik. Pihak toko mengetahui nomor telepon tersebut berdasarkan caller’s
ID dan mengetahuim alamat pemesan dari basis data di komputer, sehingga dapat
mengirimkan pizza secepat mungkin.
4.
Inovation
strategy
Sistem informasi yang mendukung
strategi ini mampu mendukung perusahaan untuk menemukan produk/ jasa terbaru
dibandingkan pesaingnya dengan cara; membuat market baru dengan mengunakan
teknologi informasi, misalnya kerjasama Merill Lynch bekerjasama dengan Bank
One untuk menghasilkan produk inovasi berupa Cash Manajement account (CMA)
dengan program ini nasabah pasar modal dan pasar uang dapat mengetahui laporan
keuangan mereka sendiri, membuat cara baru menjual produk dan jasa yang
melibatkan teknologi informasi, misalnya McKesson Drug Company mengunakan
sistem order elektronik (disebut Economost), yang memungkinkan apotik atau toko
obat memesan lewat fax, telepon maupun online, sehingga peneremiaan order
berlangsung cepat dan dapat diandalkan, dan mengurangi tenaga kerja bagian
pemesanan, serta meningkatkan loyalitas pelangan karena hemat waktu, baiaya
akurasi, biaya kenyamanan dan baiaya pulsa yang lebih murah.
5.
Aliancy
strategy
Sistem informasi strategi ini mampu
membuat hubungan kerjasama yang menguntungkn dengan pemasok, perusahaan lain
dan bahkan dengan pesaing-pesaingnya dengan cara; mengunakan sistem informasi
anatar organisasi untuk menghubungkan dengan sistem-sistem informasi perusahaan
lain. Misalnya perusahaan 7-eleven Jepang bekerjasama dengan pemasok-pemasok
dan lainnya.
6.
Growth
Stretegy
Sistem informasi ini dapat mendukung
perusahaan membantu dan mengembangkan divesifikasi pasar, misalnya Citicorp
yang mengunakan ATM pertama kali di kota New York untuk mendapatkan nasabah
baru.
7.
Quality
Strategy
Sistem informasi yang mendukung
strategi ini dapat meningkatkan kualitas dari produk/ jasa dengan cara;
mengunakan robot, CAM atau CIM untuk meningkatkan kaulitas produk, mengunakan
teknologi informasi untuk peningkatan berkelanjutan dari produk. Perusahaan
yang menerapkan cara ini misalnya Caterpilar Company (CAT). Dengan demikian
pemanfatan SI dapat meningkatkan daya saing atau kinerja perusahaan
(tercapainya tujuan sebuah organisasi dengan efektif dan efisien) dengan
memanfaatkan sumberdaya informasi untuk mencapai keungulan kompetitif, karena
pemanfaatan sumber daya teknologi selain dapat meningkatkan; kecepatan
(pengolahan data data pelayanan), keakuratan, efisiensi, dapat juga untuk
meningkatkan produktifitas perusahaan, diferensiasi produk atau layanan, dapat
melayani pasar khusus konsumen tertentu, dapat melakukan inovasi, memungkinkan
kerjasama antar perusahaan, menumbuhkan pasar baru dan meningkatkan kualitas
produk atau jasa. sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan
profitabilitas perusahaan, baik berupa peningkatan pendapatan, pengurangan
biaya-biaya dan loyalitas konsumen.
3.
Pendekatan
Sistem Informasi Manajemen PT Bantimurung Indah
Salah satu metode yang menggunakan
pendekatan sistem untuk mengembangkan sistem informasi, yang paling umum dalam
analisis dan desain sistem organisasi, disebut sebagai multistep, proses
berulang-ulang yang disebut sebagai System Development Life Cycle (SDLC).
Pengembangan sistem informasi yang dilakukan secara teratur, berurut serta
memiliki tahapan pengembangan yang cukup dalam untuk mendapatkan hasil yang
baik. Tahapan pengembangan terdiri dari :
a) Merencanakan pengembangan pusat informasi
Mendefinisikan masalah, mengidentifikasi
kendala-kendala sistem, melakukan studi kelayakan baik secara teknis dan
ekonomis.
b) Menganalisa sistem apabila proyek layak diteruskan
Mengorganisasikan kelompok atau tim
pengembangan, mengumpulkan kebutuhan informasi dan menyiapkan usulan rancangan
sistem.
c) Perancangan sistem
Menyiapkan rancangan sistem, prosedur,
dan program.
d) Implementasi
Merencanakan implementasi, mencari hardware
dan software yang baik, menyiapkan fasilitas fisik, melakukan
training dan menyiapkan konversi atau imigrasi.
e) Pemeliharaan sistem
Mengaudit ulang, menjaga kestabilan
sistem dan meningkatkan performance.
SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk mengembangkan suatu
sistem informasi (SI) dengan tahapan pengembangan seperti paparan dibawah ini.
4.
Rancang Bangun Sistem Informasi Rumput Laut SIM
a)
Investigasi Sistem
Tentukan
bagaimana untuk menangani peluang bisnis dan prioritas.
ü
Melakukan studi kelayakan
untuk menentukan apakah sebuah sistem yang baru atau yang ditingkatkan adalah
solusi yang layak.
ü Mengembangkan rencana manajemen dan memperoleh persetujuan
manajemen.
ü Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah laporan studi kelayakan,
antara lain ditinjau dari segi operasional, analisis biaya manfaat, teknik,
faktor sumber daya manusia, dan aspek hukum/politik.
b)
Analisis Sistem
ü Menganalisis kebutuhan informasi dari karyawan, pelanggan, dan
stakeholder bisnis lainnya.
ü Mengembangkan persyaratan fungsional dari sebuah sistem yang dapat
memenuhi prioritas bisnis dan kebutuhan dari semua pemangku kepentingan.
ü Mengembangkan model logis dari sistem saat ini.
ü Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah functional
requirement, yaitu aspek yang menyangkut kebutuhan user interface, processing,
storage, dan control.
c) Perancangan Sistem
Tahap ini merupakan aktifitas yang menghasilkan spesifikasi sistem
untuk memenuhi kebutuhan fungsional pengembangan dalam tahap analisis sistem.
Ada tiga aktifitas perancangan sistem, yaitu :
Desain User Interface, merupakan
kegiatan untuk merancang interaksi antara pengguna dengan aplikasi komputer,
baik dalam hal penetuan metode masukan maupun keluaran seperti kemudahan
penggunaan halaman-halaman web internet dan ekstranet.
Desain
Data, merupakan kegiatan untuk merancang struktur database maupun file
yang akan digunakan dalam sistem informasi. Desain data akan menghasilkan :
ü Atribut atau karakteristik entitas yang diusulkan sebagai kebutuhan
pemeliharaan sistem informasi.
ü Relasi dari masing-masing entitas yang harus ada.
ü Data elemen spesifik yang dibutuhkan untuk memelihara
masing-masing entitas dalam sistem informasi
Desain Proses, merupakan aktifitas
yang berfokus pada perancangan sumberdaya perangkat yaitu program dan prosedur
yang dibutuhkan oleh sistem informasi yang disulkan.
d)
Implementasi Sistem
§ Memperoleh (atau mengembangkan) perangkat keras dan perangkat
lunak.
§ Menguji sistem, dan melatih orang untuk mengoperasikan dan
menggunakannya.
§ Mengkonversi ke sistem bisnis baru. Beberapa alternatif konversi
sistem yang dapat digunakan adalah parallel, pilot, phased dan
plune.
§ Mengelola dampak dari perubahan sistem pada pengguna akhir
C.
PTT NUSANTARA PG. GULA CAMMING (BONE)
1.
Sejarah
Pabrik Gula Camming, di
Kabupaten Bone , Sulawesi Selatan,
didirikan tahun 1981, giling perdana tahun 1986, peralatan pabrik dari India dengan kapasitas 3.000 tth. Selatan dengan luas areal HGU 9.837 hektar, didirikan tahun 1981, dengan kapasitas 3.000 TCD
didirikan tahun 1981, giling perdana tahun 1986, peralatan pabrik dari India dengan kapasitas 3.000 tth. Selatan dengan luas areal HGU 9.837 hektar, didirikan tahun 1981, dengan kapasitas 3.000 TCD
PTP XX (persero) bekerja sama dengan PT. Tanindo Jakarta
dan Victorias Milling Company, inc, Philipines, melakukan studi kelayakan
proyek Gula Camming Sulawesi Selatan. Penguasaan lahan bukan merupakan problem
setelah Bupati KDH Tk.II Bone mengeluarkan SK No. 84/DnY/Kpts/V/1981 tertanggal
18 mei 1981 yang memutuskan alokasi untuk perkebunan tebu seluas 9.000 Hektar.
Setelah di survey hanya 7.200 Hektar yang layak ditanami tebu sisanya dapat
digunakan sebagai permukiman penduduk, Infrastruktur, kompleks pabrik dan lain
sebagainya.
Pabrik Gula Camming
secara resmi dibangun dengan di tandai keluarnya Mentan No. 668/Kpta/org/1981
tanggal 11 Agustus 1981 yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Gula dalam
negeri. Untuk mencapainya maka PTP XX (persero) selaku pengemban SK melakukan
penanaman tebu diwilayah camming.
Pada awal tahun 1985 PTP XX (persero) bekerja sama dengan
The Triveni E.W India melakukan pembagunan pabrik gula berkapasitas 3.000 TCD
dan pada tanggal 2 Agustus 1986 dilakukan giling perdana Pabrik Gula Camming.
Berdasarka peraturan pemerintah No. 5 Thn 1991 dan SK
mentri Keuangan RI No. 950/KMK-013/1991 dan No. 951/KMK-013/1991. Dibentuk PTP
XXXII (persero) yang berkedudukan di ujung pandang untuk mengelola
pabrik-pabrik gula di sulawesi selatan, yang terdiri dari Pabrik gula bone,
Pabrik gula takalar dan Pabrik gula camming.
Berdasarkan SK Mentri Pertanian RI No.
361/KPTS/07.210/5/1994 tanggal 9 Mei 1994 dilakukan Restrukturisasi BUMN sector
Pertanian. Kemudian PTP XXXII (persero) merupakan badan usaha Group
Sulawesi-Maluku-NTT-Irian yang terdiri dari tiga kelompok usaha di kawasan
Indonesia timur yaitu : PTP XXXII (persero), PTP XXVIII (persero) dan Bina
Mulya Ternak.
Pada tanggal 11 Maret 1996 dibentuk PTP Nusantara XIV
(persero) dengan akta notaris Harun Kamil SH No. 47 tanggal 11 Maret 1996 yang
didasari Surat Keputusan :
Ø Peraturan
Pemerintah RI No. 19 tahun 1996 tanggal 4 Februari 1996
Ø Mentri Keuangan
RI No. 173/KMK.016/1996 tanggal 11 Maret 1996
Ø Mentri
Pertanian RI No. 334/Kpts/KP.510/1994 tanggal 3 Mei 1994
Pabrik gila
camming merupakan salah satu unit produksi PTP Nusantara XIV (persero), namun
berdasarkan surat Mentri BUMN No. s-702/MBU/2007 sejak 1 Oktober 2007 PTPN XIV
(persero) bekerja sama dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (persero) dalam
rangka peningkatan kinerja pabrik gula dengan membentuk suatu badan pengelola 3
unit pabrik gula milik PTPN XIV (persero) yang disebut BPPG – PTPN XIV.
2. Sistem Informasi Berdasarkan Proses
Pengolahan.
Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan gula putih
yaitu tebu sedangkan bahan tambahanya yaitu susu kapur, asam posfat, belerang
flokulang, pondan dan air.
Fungsi bahan baku dan bahan pembantu pada pembutan gula
putih yaitu: tebu sebagai sumber utama sacahrosa yang terkandung dalam nira.
Susu kapur berfungsi untuk mengurangi kadar keasaman dan menaikkan PH dan
membentuk pengendapan. Asam fosfat nira yang aktif, sebagai pengikat kotoran
atau penyerap kotoran. Flokulant untuk mempercepat pengendapan. Fondan sebagai
bahan untuk mengejutkan keristal agar serentak dan pembentuk inti kristal. Air
sebagai inbibisi yang berfungsi untuk melarutkan sisa gula yang masih terikat
dalam ampas.
Adapun proses-proses lainya seperti syarat-syarat bahan
baku, sistem pengaturan, cana preporation, stasiun gilinga, stasiun pemurnian,
stasiun penguapan, stasiun kristalisasi, stasiun putaran, penyelesaian dan
gudang.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan
bahan baku agar produk yang dihasilkan bermutu baik, yakni bebas dari
bahaya kimia dan fisik. Tebuh dalam keadaan utuh dan segar. Bahan harus
memenuhi standar nasional.
Proses penimbangan tebu dan transloding bertujuan
untuk mengetahui jumlah tebu yang masuk perhari. Jembatan timbang yang
berfungsi di luar gilingan yaitu menimbang tebu giling, bahan pembantu
pengolahan, blotong, tetes dan bibit tebu. Sedangkan tujuan dari transloding
yaitu memindahkan tebu dari truk ke Container yang mempunyai kapasitas 8 ton.
Sistem pengaturan halaman tebu secara FIFO (First In First
Out), Tebu yang masuk pertama di utamakan untuk digiling dengan tujuan
mengurangi kerusakan gula yang di sebabkan oleh mikroorganisme.
Cane Preporation terdiri dari Cane lifter, meja tebu, Cane
Carrier HDHS (Heavy Duty Hammer ShadderP), Feeding Corner. Fungsi dari
alat tersebut yakni Cane lifter berfungsi memindahkan tebu dari container ke
cane table, meja tebu sebagai penampung tebu yang ditumpahkan oleh Cane Lifter,
sebelum masuk ke cerrier yang digerakkan motor listrik. Cane carrier dari meja
tebu yang selanjutnya di antar kecane Cutter I. Cane Cutter berfungsi sebagai
alat pemotong tebu. HDHS berfungsi penumbuk cacahan tebu sehingga tebu yang
keluar menyerupai serat.
Stasiun gilingan merupakan awal dari kegiatan pengolahan
gula adalah memerah tebu hingga diperoleh nira sebanyak banyaknya dengan
kehilangan dan kerusakan gula yang sekecil kecilnya.
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada pemerahan tebu yaitu,
penambahan susu kapur Ca (OH)2 dilakukan pada bak tarik nira mentah gilingan,
pemberian sanitasi pada gilingan, penyemprotan uap pada rol-rol gilingan,
tekanan hidrolik, dan putaran rol atas, nila hasil perahan diusahakan secepat
mungkin meninggalkan gilingan untuk menghindari kerusakan yang di sebabkan oleh
jasat renik, kebersihan gilingan harus di jaga.
Stasiun pemurnian harus berfungsi untuk memisahkan
kotoran atau ampas yang ikut larut dalam nira dalam penekanan kehilangan
gula yang serendah-rendahnya. Pada proses pemurnian ini terdapat tahap-tahap
yang pelaksanaan yakni: penimbangan nira mentah yang bertujuan untuk mengetahui
jumlah nira mentah secara teliti yang dihasilkan stasiun gilingan, seteklah itu
masuk kepemanas pendahuluan I pada suhu 70-75 C Agar reaksi berjalan
dengan baik. Nira mentah yang berasal dari pemanas I dialirkan menuju
defakator I dengan PH 7,2 -7,8 Kemudian dialirkan menuju defakator II hingga
mencapai PH 8,0-8,5 dengan menambahkan susu kapur yang di lengkapi dengan
pengaduk agar proses pencampuran berjalan sempurna. Untuk menurunkan PH supaya
netral yang di akibatkan kelebihan susu kapur digunakan bejana sulfitasi nira
mentah dengan memberi hembusan gas CO2, setelah itu penyempurnaan reaksi dengan
PH 7,0-7,2 pada bejana netralisasi kemudian di tamping pada peti nira mentah
tersulfitir dan dipompa kepemanas II, Disinilah temperature di naikkan hingga
100-105 C. Setelah nira di panaskan, masuk dalam becana pengendapan dan
kemudian nira jernih yang menguap dilewatkan pada saringan untuk menyaring
ampas, sedangkan nira kotor dipompa untuk di tapis pada Rotary Drum Vacum
Filter. Campuran nira kotor dan hampas halus dialirkan ke vacuum filter.
Stasiun penguapan bertujuan untuk menguapkan campuran air
sekitar 30-35 % sehingga di hasilkan nila kental. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam proses penguapan yakn: tinggi nira dalam uap badan,
penguapan 1/3 tinggi pipa, laju njira masuk/keluar setiap badan, pengeluaran
nila kental dari badan terakhir, jumlah uap bekas temperature dan tekananya
mencukupi, perpindahan harus berjalan lancer, tekanan uap dalam badan harus di
jaga agar tetap konstan sesuai dengan distribusi tekanan, gas-gas yang
terhembuskan harus dikeluarkan secara teratur, pengeluaran air kondensat tiap
badan harus berjalan lancer, pembersihan harus dilaksanakan secara teratur.
Stasiun kristalisasi merupakan lanjutan dari proses
penguapan yang akan di uapkan sampai mencapai kejenuhan. Tujuanya adalah
mengambil gula dalam bentuk keristal dari sebanyak mungkin dengan waktu
relative Singkat dan murah dengan hasil Kristal gula memenuhi syarat
perdagangan.
Dalam proses kristalisasi diharapkan dapat memperoleh hasil
yakni, kristal gula yang memenuhi syarat yang di harapkan mutu dan ukuranya,
kehilangan gulan yang sekecil-kecilnya, biaya nyang di butuhkan untuk proses
rendah, waktu proses yang singkat atau skema masukan yang sependek mungkin.
Langkah-langkah proses kristalisasi yakni sebagai berikut:
penarikan hampa padapan, penarikan larutan, pembuatan bibit, pembesaran
kristal, masakan tua, menurunkan masakan, operasi pendinginan masakan pada
palung pendinginan dan rapid kristalisasi.
Stasiun putaran merupakan proses pengkristalan dalam pan Kristal
yang masih merupakan campuran yang terdiri dari larutan dan keristal sacharosa.
Putaran ini terbagi dua yaitu putaran continue dan discontinue. Putaran
continue terdapat pemanas masakan dan pemutaran, dimana pemutaran ini dilakukan
pada reaheter kemudian masuk keruang pemanas dan pendingin. Sedangkan pemutaran
digerakkan dengan motor penggerak dengan Ampermeter panel
menunjukkan 40 Ampere. Putaran discontinue pada putaran A berfungsi untuk
mendapatkan kualitas gula yang baik dengan kapasitas tinggi. Pada putaran A Dan
D mengalami proses pemutaran dua kali yang bertujuan untuk memperoleh
Kristal yang memenuhi syarat. Sedangkan putaran C hanya digunakan satu alat
putaran untuk memisahkan antara gula C. Gula C di pakai pada masakan A sebagai
bibit masukan sengkan stroop C.
Penyelesaian dan gudang harus dibuat terlebih dahulu sebelum
Kristal gula diproses dari masakan A. Sebelum masuk kedalam gudang dan
dipisahkan terlebih dahulu di olah agar memenuhi criteria gula yang
berkualitas. Rangkaian proses yang harus di lalui yakni: pengeringan,
pendinginan. Sortir dan dikemas. Syarat gudang gula yang baik harus
memenuhi persyaratan yakni: lantai harus kering, atap tidak mengalami
kebocoran, suhu gedung antara 50-75 % harus dipasang alat pengukur kelembapan
(higrom eter), Harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran.
3. Hal-Hal
Yang Menyangkut Sistem Informasi Manajemen PG. Camming
Setiap kegiatan baik dalam pengelolan lahan sampai kegiatan
produksi selalu berpedoman berdasarkan informasi yang dikelolah oleh ahli dalam
setiap bidang, dengan bedasarkan informasi tersebut maka diharapkan setiap
kegiatan berjalan sesuai dengan strategi yang telah direncanakan.
Faktor – Faktor
Kendala dan Suksesnya Membangun Sistem Informasi
Sebelum
membangun sistem informasi terdapat beberapa faktor yang menentukan sukses dan
gagal dalam mengembangkan system informasi yaitu : (1). Kendala atau tantangan
dalam membangun sistem informasi, diantaranya : Kurangnya informasi dari user,
Tidak lengkapnya kebutuhan dan spesifikasi yang diperlukan,Terdapatnya
perubahan kebutuhan dan spesifikasi ketika project berjalan, Kurangnya dukungan
dari pihak eksekutif serta kurangnya kemampuan skill dari user. (2). Faktor
yang menyebabkan gagalnya dalam membangun sistem informasi : Requirement atau
kebutuhan yang kurang lengkap, kurangnya keterlibatan user, Kurangya Resource /
sumber daya, Hasil yang ingin dicapai tidak realistis, Perubahan Kebutuhan dan
spesifikasi, Kurangnya perencanaan, Sistem tidak akan digunakan lagi serta
Kurangnya Managemen IT. (3) Faktor yang Menentukan Dalam Suksesnya Sistem
Informasi : Keikutsertaan user dalam membangun system, dukungan dari manajemen
eksekutif, Kebutuhan sistem terpenuhi dan jelas, Perencanaan yang tepat serta
tujuan yang akan dicapai memang suatu hal yang realities.
Desain Basis
Data
Sistem
informasi budidaya rumput laut berbasis web merupakan sebuah system yang
digunakan memanage informasi budidaya rumput laut. Media ini menggunakan basis
data MySQL dengan Content Management System (CMS) Joomla 1.5, dimana telah tersedia table
standar (default) yang digunakan untuk mengorganisasikan informasi. Pada system
informasi tersebut, informasi dan data yang dimasukkan merupakan data dan
informasi yang didapatt dari literature yang berbentuk tulisan, gambar dan
foto.
Pada
tahap desain proses, prosedur dan program dirancang oleh pengembang sistem.
Secara umum tahap sistem informasi ini dimulai dari permintaan user terhadap
halaman sistem informasi melalui URL.
Proses ini disebut dengan Query String.
Pada URL yang diminta tersebut
mengandung parameter konten seperti bagian, kategori, dan ID artikel.
Berdasarkan parameter tersebut sistem Joomla
melakukan kontak dengan sistem basis data (MySQL)
dan mengambil konten yang diminta berdasarkan parameternya. Setelah itu konten
yang diambil dari database dipadukan dengan template sebagai halaman html.
Proses pada sistem informasi ini juga dibagi atas dua sisi, yakni depan (front
end) yang merupakan sisi pengunjung dan belakang yang merupakan sisi pengembang
(back end). Pada sisi belakang, pengembangan melakukan pengaturan,
pemeliharaan, pembersihan, dan penambahan tulisan pada sistem. Kategori
keanggotaan dibagi menjadi public front end yakni pengguna yang hanya mempunya
akses pada sisi depan dari sistem informasi, dan public back end yakni pengguna
dan pengembang yang mempunyai akses pada sisi belakang dari sistem informasi.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Definisi
sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah
sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan
keputusan, dan sebuah “data base”.
Ø Sistem
Infomasi Perusahaan adalah sistem berbasis computer yang dapat melaksanakan
semua tugas standar bagi seluruh unit organisasi secar terintegrasi dan
koordinasi. system perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) adalah system yang
memampukan manajemen berbagai proses internal organisasi. memperluas konsep
tersebut melampaui batas-batas organisasi melampaui control organisasi sangat
memperumit masalah.
Ø Sistem
informasi ada karena perangkat keras computer yang penuh daya dan realatif
murah, perangkat lunak system manajemen database yang canggih, dan kebetulan
organisasi untuk memanfaatkan dat di seluruh proses bisnisnya. Banyak pendiri
industri computer idak dapat membayangka ndampak yang dibuat teknologi
informasi pada pengambilan keputusan manajerial. selama komputer dan perangakat
lunak terus meningkat dayanya dan semakin murah, para manajer haurs melihat ke
masa depan dan mempersiapkan organisasi mereka untuk memanfaaatkan kemajuan
teknoologi.
Ø Kebutuhan
atas system informasi perusaaahaan begitu besar sehingga suatu industri baru
telah berkembang untuk menyediakan perangakat lunak ERP untuk mendukung sitem
tersebut. industri ini sudah besar dan berkembang sangat pesat. perangkat lunak
yang dihasilkan oleh industri ini khusus dan sangat mahal untuk dikembangkan.
lima perusahaan mendominasi industri ini. yang terbesar, SAP, sam dengan
gabungan empat penjual lain.
B.
Saran
Setiap
informasi yang didapat harus bersifat valid agar dalam peroses pengolahan data
menjadi suatu informasi juga akan mendapatkan kebenaran informasi yang dapat
dijadikan pedoman nantinya
karena Perlunya
seseorang yang benar-benar ahli dalam pengolahan data agar mendapatkan
informasi yang akurat
dan Penerapan
sistem informasi sebaiknya dilakukan secara terbuka di setiap Sistem informasi
manajemen yang diterapkan oleh PT Indofood sukses makmur, PT bantimurung indah
dan PG. camming perlu diadakan perbaikan dari segi ketepatan dalam pengumpulan
data.
Sebaiknya
pada masing-masing perusahaan terkait harus diadakan peningkatan dalam
penyebaran informasi yang di perlukan oleh pekerja atau karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar